Rabu, 21 Oktober 2009

lirik lagu slank dirumahku

Slank – Di Rumahku


di rumahku banyak air

bebas untuk digunakan dan diminum

di rumahku banyak anak-anak

dari anak makasar sampai anak sunda


reff:

oh apa kalian gak iri

mendengar tentang ini

oh apa kalian gak iri

mendengar kabar ini


di rumahku banyak tanaman

dari kamboja bali sampai rambutan aceh

di rumahku banyak orang-orang

yang tidak pernah berkelahi dan selalu damai


repeat reff [2x]


oh apa kalian gak ingin

hidup seperti kami

oh apa kalian gak ingin

gabung bersama kami


aku takut keluar rumah

banyak penderitaan dan kehancuran



Rabu, 14 Oktober 2009

pengertian kualitas dan total quality manajemen(TQM)

PENGERTIAN KUALITAS

ASQ – Kualitas adalah suatu terminologi yang bersifat subjektif, masing-masing orang memiliki definisinya sendiri.

Pengerian kualitas secara teknis:

Karakteristik suatu produk atau pelayanan yang lahir dari kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan baik secara ekplisit atau tersamar

Suatu produk atau jasa yang bebas dari kekurangan.

Defenisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik suatu produk kinerja(performance), keandalan (reability) mudah dalam penggunaan (easy of use ) estetika (esthetics).sedangkan dalamdefenisi strategi dinyatakan kualitas adalah segala sesuatau yang mampu memenuhi keinginan pelanggan .berdasarkan pengetian konvensioan dan stategi oleh gaspersz(1997) dinyatakan bahwah pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yaitu terdiri dari sejumlah keistimewaan produk,baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan antaraktif yang memenuhi pelanggan dan demikian memberikan kepuasan atas keinginan produk.kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebes kekurangan,maupun kerusakan.

Defenisi kualitas manajemen sebagai suatu kumpulan aktivitas yang berkualitas dengan kualitas tertentu memeliki karakteristik sebagai berikut.

· Kualitas menjadi bagian darisetiap agenda manajemen

· Sasaran kualitas dimasukkan kedalam rencana bisnis

· Jangkawan sasaran diunkan dari benhmarking : fokos adalah pada pelnggan dan kesesuaan kompetisi sasaran unuk meningkatkan kualitas tahunan

· Sasaran di sebarkan ketingkat pengambil tindakan

· Pelatihan ditetapkan pada setiap tingkatan

· Manajer atas secara teratur meninjau kembali kamajuan dibandingkan dengan sasaran.

Kualitas menurut ASO didefinisikan sebagai derajat atau tingkatan karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyratan atau keinginan .Arti derajat/tingkatan menandahkan bahwah selalu terdapat peningkatan setiap saat. sedangkan , karakteristik pada istilah tersebut berarti hal-hal yang dimilk produk,yang dapat terdiri dari berbagai macam.

PAKAR-PAKAR TOTAL QUALITY MANAJEMEN(TQM)

Secara empiris Implementasi TQM juga diakui sangat berarti dalam menciptakan keunggulan perusahaan di seluruh dunia. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa implemetasi TQM secara efektif berpengaruh positif terhadap: motivasi kerja karyawan (Bey, Nimran, dan Kertahadi, 1998); meningkatkan kepuasan karyawan dan menurunkan minat untuk pindah kerja (Boselie dan Wiele, 2001); pengurangan biaya dan meningkatkan kinerja bisnis (Huarng dan Yao, 2002); kinerja manajerial (Laily (2003); dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Sularso dan Murdijanto, 2004).

Total Quality Management (TQM) merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui:
fokus pada kepuasan konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski, Lee, dan Ritzman (1999: 242). Hasil upaya-upaya tersebut menjadikan organisasi mampu merespon permintaan pasar atas kualitas produk, jasa dan proses yang telah dikembangkan secara meluas selama dua dekade terakhir.

Feigenbaum (dalam Dale, 2003; 2) menggaris bawahi bahwa:
Total Quality is a major factor in the business revolution that has proven itself to be one of the 20th century’s most powerful creators of sales and revenue growth, genuinely good new jobs, and soundly based and sustainable business expansion. Beberapa pakar kualitas mengakui dampak positif implementasi TQM, diantaranya menurut Hardjosoedarmo (2004) TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi masa kini untuk memperbaiki kualitas produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitasnya. Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan terhadap pendapatan (Pall dalam Tunggal, 1993: 6 dan Gaspersz, 2005:3).

Secara empiris Implementasi TQM juga diakui sangat berarti dalam menciptakan keunggulan perusahaan di seluruh dunia. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa implemetasi TQM secara efektif berpengaruh positif terhadap: motivasi kerja karyawan (Bey, Nimran, dan Kertahadi, 1998); meningkatkan kepuasan karyawan dan menurunkan minat untuk pindah kerja (Boselie dan Wiele, 2001); pengurangan biaya dan meningkatkan kinerja bisnis (Huarng dan Yao, 2002); kinerja manajerial (Laily (2003); dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Sularso dan Murdijanto, 2004).Agak berbeda dengan penelitian sebelumnya, temuan utama penelitian Terziovski, Samson, dan Dow (2003) menyimpulkan bahwa sertifikasi ISO 9000 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal ini mendukung pandangan bahwa sertifikasi ISO 9000 sedikit atau tidak menjelaskan kekuatan kinerja organisasi. Demikian pula dengan temuan Prajogo dan Brown (2004) yang menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja kualitas yang signifikan antara organisasi yang menerapkan program TQM secara formal dengan organisasi yang mengadopsi praktek TQM secara non formal, menunjukkan bahwa adopsi praktek kualitas adalah hal yang lebih penting daripada sekedar program formal.

Beberapa pakar berpendapat menurut Hardjosoedarmo (2004) TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi masa kini untuk memperbaiki kualitas produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitasnya. Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan terhadap pendapatan.

Ataupun berapa pakar bependapat bahwa keberhasilan maupun kegagalan implementasi TQM tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh faktor budaya (Kekale, 1999:1; Parncharoen, Girardi, dan Entrekin, 2005:597; Jabnoun dan Sedrani, 2005:8; Kujala dan Ullarank, 2004:1), karena TQM pada hakekatnya adalah program perubahan organisasi yang memerlukan transformasi budaya organisasi, proses, dan keyakinan (Parncharoen, Girardi, dan Entrekin, 2005).Keterkaitan antara implementasi TQM dengan budaya dikemukakan oleh Cortada (1993:180), Goetsch dan Davis dalam Tjiptono dan Anastasia (2003:75), dan Hardjosoedarmo (2005:91), bahwa implementasi TQM dapat merubah orientasi budaya suatu organisasi menuju budaya kualitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi organisasi. Menurut Metri (2005:65) dalam implementasi TQM, budaya lebih berperan daripada yang lainnya, oleh karena itu budaya kualitas dipertimbangkan sebagai salah satu hal yang terpenting sebagai indikator keberhasilan implementasi TQM.

Budaya adalah ‘bagaimana pola pikir kita terhadap lingkungan untuk mencapai keberhasilan’; Kecenderungan organisasi dalam berperikalu, identitas, pola hubungan yang dinamis, realitas, atau kode genetik. (Schneider dalam Metri, 2005:65). Definisi budaya kualitas menurut Goetsch dan Davis dalam Tjiptono dan Anastasia (2003:75) adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan kualitas secara terus menerus. Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, tradisi, prosedur, dan harapan yang meningkatkan kualitas. Litwin dan Stringer (1998), Kekale (1999), Kujala dan Ullrank (2004) dan Srismith (2005) bahkan membuat model iklim dan budaya kualitas yang tepat sebagai indikator keberhasilan TQM.

Penelitian yang mengkaitkan implementasi TQM dan budaya organisasimenyimpulkan bahwa: TQM efektif mengembangkan elemen budaya kualitas danbudaya tersebut menunjang keberhasilan perbaikan proses (Gore, 1999); dimensibudaya dan implementasi TQM mempunyai kontribusi nyata dalam meningkatkankinerja kualitas dan kinerja bisnis (Jabnoun dan Sedrani, 2005); adanya interaksipositif antara budaya dominan ‘Clan’, prinsip-prinsip TQM, sikap dan perilakukomunikasi (Srismith, 2005); desain organisasi mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap keberhasilan implementasi TQM (Parncharoen, Girardi, dan Entrekin,
2005); dan gaya manajemen Achievement dan atau Support mendukung efektivitas
implementasi TQM (Sayeh, Dani, Swain, 2005).Model implementasi TQM berasal dari negara Amerika Serikat (Western society)dan banyak dikembangkan di negara-negara maju yang harus disesuaikan jikadiimplementasikan di negara lain, karena perbedaan struktur sosial, ekonomi, danpandangan hidup khususnya nilai-nilai budaya. Individu yang berasal dari negarayang berbeda mempunyai perbedaan nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Sedangkan hingga saat ini hanya sedikitliteratur tentang implementasi TQM di negara-negara Asia atau negara-negara berkembang yang memadai sehingga belum dapat membuktikan apakah TQM yang bekerja baik bagi perusahaan di suatu negara akan juga bekerja baik di negara lain
(Parncharoen, Girardi, and Entrekin, 2005:597).

Studi tentang implementasi TQM terutama jika dikaitkan dengan faktor budaya organisasi di Indonesia dewasa ini juga masih terbatas, Oleh karena itu menarik untuk diketahui apakah implementasi TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap budaya kualitas sebagai bagian dari budaya organisasi (Kujala dan Ullrank, 2004:48) jika dterapkan organisasi di Indonesia, mengingat karakteristik budaya yang berbeda.
Persaingan dan perubahan yang menantang juga telah memacu dunia industri Indonesia untuk bisa beradaptasi dengan mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kompetensi mereka sehingga mampu bersaing dengan efektif. Demikian pula PT. Hari Terang Industry, suatu industri manufaktur produsen baterai dalam negeri (PMDN) telah lama mengimplementasikan TQM. Perusahaan juga memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9002:1994 sejak tahun 1996, diperbarui menjadi ISO 9001:2000 pada tahun 2003, dan Sistem Manajemen Lingkungan sesuai Standar ISO 14001:2004 sejak tahun 2005. Sistem Manajemen Mutu di PT. Hari Terang Industry diterapkan sejak awal proses produksi, yaitu: penentuan supplier, seleksi yang ketat bahan baku dan bahan penolong, dan proses monitoring pada setiap tahapan produksi sampai proses akhir produksi. Perusahaan mengutamakan kepuasan konsumen dengan memproduksi batu baterai berkualitas dengan harga terjangkau.